28 April 2009

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Secara bahasa (harfiah), strategi dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan stratagem, yakni siasat atau rencana. Banyak padanan kata strategi dalam bahasa Inggris, dan yang dianggap relevan ialah kata approach (pendekatan) dan kata procedure (tahapan kegiatan). Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk mencapai tujuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas RI, 2003: 1092), kata strategi mengandung empat pengertian, yaitu:

1. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.

2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan.

3. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

4. Tempat yang baik menurut siasat perang.

Berdasarkan makna di atas, maka strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai:

1. Ilmu dan seni yang mengandung siasat/taktik yang digunakan guru dan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Rencana yang cermat mengenai kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pola-pola umum kegiatan guru-siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

B. Peran Penting Strategi Belajar Mengajar

Sedikitnya ada tiga peran penting strategi belajar mengajar, antara lain:

1. Setiap tujuan akan tercapai jika strategi yang diterapkan benar dan sesuai dengan rencana. Jadi strategi merupakan salah satu jembatan mencapai tujuan. Tidak sedikit orang gagal mencapai tujuan karena strategi yang diterapkannya salah.

2. Setiap proses pembelajaran akan berlangsung secara lancar dikarenakan guru dan siswa menggunakan strategi yang jitu.

3. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar salah satunya ditentukan oleh kepiawaiannya dalam menggunakan strategi pembelajaran.

C. Fungsi Strategi Belajar Mengajar

Berdasarkan pengertian strategi belajar mengajar di atas, maka terdapat tiga fungsi SBM, yaitu:

1. Sebagai siasat atau taktik bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Sebagai rencana yang cermat dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Sebagai pola umum bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

D. Sasaran Strategi Belajar Mengajar

Sasaran pokok strategi belajar mengajar adalah proses/kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

E. Penerapan Strategi Belajar Mengajar

Ada empat penerapan strategi belajar mengajar, antara lain;

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur dan metode belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem pembelajaran yang bersangkutan secara keseluruhan.

F. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

Dalam pandangan Hasibuan dan Moedjiono (1986: 4-6), ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan strategi belajar mengajar. Di bawah ini dikemukakan beberapa di antaranya yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami, dan pada gilirannya untuk dapat memilih secara lebih tepat serta menggunakannya secara lebih efektif di dalam penciptaan lingkungan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktif yang mementingkan peranan aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga mengajar dikonsepsikan sebagai penyediaan kondisi untuk membelajarkan siswa.

Klasifikasi strategi belajar mengajar tersebut antara lain:

1. Pengaturan guru dan siswa.

2. Struktur peristiwa belajar mengajar.

3. Peranan guru-murid di dalam mengolah pesan.

4. Proses pengolahan pesan.

5. Tujuan belajar.

1. Pengaturan Guru dan Siswa

Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim, selanjutnya dapat pula dibedakan apakah hubungan guru murid terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media, baik media cetak ataupun visual. Sedangkan dari segi siswa dapat dibedakan pengajaran klasikal (kelompok besar), kelompok kecil (5 – 7 orang siswa), atau pengajaran perorangan.

2. Struktur Peristiwa Belajar Mengajar

Struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti segala sesuatu telah ditentukan secara relative ketat, dapat juga bersifat terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Peranan Guru-Murid di dalam Mengolah Pesan

Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap (telah diolah secara tuntas oleh guru sebelum disajikan) dinamakan bersifat ekspositorik, sedangkan yang mengharuskan pengolahan oleh siswa dinamakan heuristic. Ada dua sub strategi di dalam strategi heuristik, yaitu inkuiri dan discoveri.

4. Proses Pengolahan Pesan

Peristiwa belajar mengajar yang bertolak dari umum untuk dilihat keberlakuannya atau akibatnya pada yang khusus dinamakan strategi belajar mengajar yang bersifat deduktif, sedangkan strategi belajar mengajar yang ditandai oleh proses berpikir yang bergerak dari khusus ke umum dinamakan induktif. Pesan-pesan dalam pembelajaran yang berupa materi yang disajikan guru juga bisa bersifat deduktif ataupun induktif.

5. Tujuan Belajar

Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:

a. Keterampilan intelektual.

b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.

Kelima macam hasil belajar di atas mempersyaratakan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat dijabarkan strategi belajar mengajar yang sesuai.

Pengklasifikasian strategi belajar mengajar yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Bruce dan Marsha Weil, yang terdiri dari empat model mengajar, yaitu model interaksi sosial, pengolahan informasi, personal humanistik, dan modifikasi tingkah laku (Pembahasan keempat model tersebut akan diuraikan secara terperinci dalam bab tersendiri).