13 September 2013

Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Diri Sendiri



Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Diri Sendiri

Cerpen atau cerita pendek adalah karya sastra prosa yang mengungkapkan kisah kehidupan seseorang tentang kejadian dalam satu waktu.
Cerpen dibangun atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
meliputi :
    Tema                                   Alur/plot
    Setting/latar                        Penokohan
    Sudut pandang                   Amanat
Sedangkan unsur ekstrinsik meliputi : situasi atau keadaan, dan latar belakang pengarang.

Unsur pembangun karya sastra cerpen
  A. Unsur Intrinsik
      1. Tema : sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam cerita,
          misalnya : cinta, kasih sayang, persahabatan, romantika, keluarga,
          sosial, masalah misteri.
      2. Alur/plot : rangkaian peristiwa atau kejadian yang saling berhubungan
          untuk menjalin sebuah cerita.
          Alur sebuah cerita umumnya terdiri atas bagian awal, tengah, dan akhir.
          Tahap awal berisi bagian konflik dan klimaks. Sedangkan bagian akhir cerita
          berisikan penyelesaian atau ending.
          Alur disajikan dengan tiga cara tiga cara, yaitu :
            -  Alur maju/ progresif : dimulai dari awal, tengah, dan akhir
            -  Alur mundur/flahback : dimulai dari akhir kemudian baru awal cerita
            -  Alur campuran : dimulai dari akhir cerita, awal, tengah kemudian kembali
               ke akhir cerita lagi.
       3. Penokohan
            a. Berdasarkan sifatnya, penokohan terbagi atas :
                - Protagonis, tokoh yuang berwatak baik
                - Antagonis, tokoh yang berwatak jahat
                - Tritagonis, tokoh yang membantu, melerai kedua tokoh di atas.
            b. Berdasarkan fungsinya/peran, penokohan terbagi atas :
                - Tokoh utama : tokoh yang menjadi pusat cerita
                - Tokoh pembantu : tokoh yang mendukung jalannya cerita
                - Tokoh figuran : tokoh yang fungsinya hanya sebagai pelengkap
            Penggambaran tokoh
            Disampaikan secara langsung/tidak langsung
            -  Penggambaran langsung (analitik).
                Misalnya :
                 “Dikampung itu Pak Dirwan dikenal sebagai seseorang yang ramah,
                   sopan, dan dermawan”.
            -  Penggambaran tidak langsung (dramatik).
                Penggambaran secara dramatik bisa digambarkan melalui :
                a. Dialog tokoh
                b. Tanggapan tokoh lain
                    Misalnya : watak tokoh A dibicarakan oleh tokoh B dan C.
                c. Jalan pikiran tokoh
                d. Penggambaran fisik dan sifat tokoh
                    Misalnya :
                       “Tanpa bertanya terlebih dahulu Beni langsung menyantap
                         habis makanan di meja itu”.
       4. Setting/latar
           Yaitu keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana peristiwa.
           Latar yang baik dapat mendukung pelaksanaan tema dan amanat.
           Oleh karena itu, semakin baik pengetahuan seorang pengarang akan hal
           yang diceritakan. Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan cara langsung
           mengobservasi tempat, waktu, situasi, atau adat budaya yang diceritakan
           dalam bercerita.
       5. Sudut pandang/poin of view
           Yaitu cara pengarang mengisahkan dirinya dalam cerita.
           Ada dua macam sudut pandang, yaitu :
            1) Sudut pandang orang 1 (pertama)
                Pengarang menempatkan dirinya sebagai pelaku cerita. Kata ganti yang
                digunakan adalah aku, saya, dan kami. Biasanya juga disebut sudut
                pandang acuan.
                Sudut pandang orang pertama ini terbagi atas tiga :
                 a. Orang pertama pelaku utama
                 b. Orang pertama sebagai pengamat langsung
                 c. Orang pertama sebagai pengamat tidak lansung
            2) Sudut pandang orang ke 2 (kedua)
                Pengarang menempatkan dirinya diluar cerita. Kata ganti yang
                digunakan adalah ia, dia, mereka, atau nama orang. Sudut
                pandang ini terdiri atas dua :
                a. Orang ketiga serba tahu, maksudnya pengarang menceritakan lebih
                    dari satu tokoh
                b. Orang ketiga terfokus atau terarah, artinya pengarang hanya
                    menceritakan satu orang tokoh dalam cerita.
       6. Bahasa (diksi dan gaya bahasa)
           - Bahasa merupakan unsur pendukung keindahan sebuah cerpen.
           - Diksi pilihan kata pengarang untuk menyajikan berita.
           - Sedangkan gaya bahasa atau majas yaitu kata-kata ungkapan khusus
              yang dipakai pengarang untuk mengungkapkan maksud sekaligus
              menyajikan keindahan.
       7. Amanat
           Yaitu pesan yang disampaikan pengarang yang disampaikan pengarang
           melalui karya atau ceritanya. Amanat suatu cerpen sangat penting.
           Tambahan pengetahuan, pendidikan, sesuatu yang bermakna dalam hidup
           dapat memberikan hiburan sekaligus kepuasan batin dan kekayaan batin
           bagi pembaca

   B. Unsur Ekstrinsik
        1) Situasi dan Keadaan Zaman
            Keadaan atau situasi, tempat dan waktu sangat mempengaruhi suatu
            karya sastra. Akhir-akhir di negara kita secara beruntun terjadi bencana
            alam. Hal ini menggugah penulis untuk berkarya dengan mengangkat
            masalah tersebut.
        2) Latar Belakang Pengarang
            Latar belakang sangat mempengaruhi hasil karya sastra. Asal daerah,
            jenis kelamin, usia, agama, pendidikan dan profesi merupakan hal-hal
            yang tampak dalam kalangannya

        Langkah-langkah Menulis Cerpen
        1. Menentukan tema cerita
            Ingat kembali pengalaman pribadi apa-apa yang pernah anda alami.
            Pilih salah satu pengalaman yang paling mengesankan agar menarik
            untuk diceritakan.
        2. Menetapkan tujuan cerita yang akan dicapai
            Tujuan cerita  ini sangat berhubungan dengan tema cerita
        3. Menggambarkan tema dalam bentuk rancangan cerita (merancang
            alur, penokohan, setting)
        4. Menyusun data cerita sedemikian rupa, sehingga membangun sebuah
            cerita. Data cerita dapat berupa jawaban atas pertanyaan kapan,
            dimana, bagaimana, dengan siapa, mengapa terjadi, dan sebagainya.
        5. Mengembangkan cerita
            Dalam langkah ini kita harus  mengarahkan daya emosi dan imajinasi
            berdasarkan data cerita yang terkumpul. Agar cerita yang disusun
            berkualitas, maka penulisannya harus memperhatikan hal-hal sebagai
            berikut :

             1) Cerpen hendaknya dapat dinikmati pembaca sebagai pengalaman
                 hidup

             2) Cerpen hendaknya mencerminkan realitas kehidupan manusia

             3) Cerpen hendaknya memiliki struktur kisahan yang logis

             4) Cerpen hendaknya berkembang secara wajar dan tidak
                 dibuat-buat/dipaksakan

            5) Cerpen merupakan hasil seni yang mendukung nilai estetis

            6) Cerpen memiliki konflik, ........ pada tengah alur, dan endingnya
                surprise.

        6. Merevisi atau memperbaiki

            Setelah tersaji secara tuntas, bacalah kembali. Koreksi kekurangan-
            kekurangan yang terdapat dalam cerita apakah unsur-unsurnya sudah
            terbangun dengan baik? perbaikilah seandainya masih terdapat
            kesalahan/lengkapi jika masih ada kekurangan.

        7. Memberi judul

            Judul diusahakan menarik, singkat dan relevan dengan tema. Judul
            juga bisa mengangkat nama tokoh. Judul ditulis dengan huruf kapital.

       
       Dialog dalam cerpen

       Selain kalimat-kalimat uraian dalam cerpen juga terdapat dialog unsur
       tokoh. Penulisan dialog agak menjorok ke tengah seperti penulisan
       alinea baru. Dialog ditulis dalam tanda petik dua (“......”). Jika dialog
       orang/tokoh pertama dijawab tokoh lain, penulisannya ganti baris
       berikutnya.

       Contoh :

          Waktu itu aku sedang tidur siang. Tiba-tiba dibangunkan seseorang,

           ...”Mbak, Mbak Gita”. Ternyata Dito, adikku.

                    “Apa sih, To. Lagi enak-enak tidur”

                    “Itu mbak, si Didit”


Cara membuat cerpen.


Setiap orang psti mempunyai pengalaman pribadi, baik yang mengesankan, kurang mengesankan, maupun yang paling mengesankan. Pengalaman tersebut kita peroleh dari apa yang pernah kita alami. Namun ada juga pengalaman yang sengaja kita cari dengan mengamati atau menyelidiki. Misalnya kita ingin mengetahui tentang laut kita akan pergi kelaut untuk mendapatkan pengalaman tentang laut.
dari pengalam yang kita peroleh, kita dapat mengembangkan menjadi sebuah karangan atau sebuah cerita. Kita tinggal mengingat-ingat kembali pristiwa yang pernah kita lalui. Namun, untuk mewujudkan karangan yang baik kita harus menggunakan satu urut-urutan peristiwa sebagai berikut:
  1. Urutan waktu atau kronologis,
    urutan pristiwa itu harus didasarkan waktu kejadian secara berurut, misalnya pristiwa itu terjadi dalam satu hari maka harus diurutkan dari jam yang paling awal sampai dengan jam yang terakhir.
  2. Urutankan tempat atau ruang.
    Urutan itu dipakai untuk melukiskan tempat pristiwa terjadi. Misalnya untuk melukiskan sawah yang padinya sedang menguning, urutan tempatnya adalah dimana letaknya, berapa luasnya, apa yang tampak didepan kiri, kanan dan belakangnya.
  3. Urutan klimaks.
    Dalam menguraikan pristiwa, pengarang dapat memulainya dari yang kurang penting meningkat ke pristiwa yang menegangkan sampai dengan pristiwa yang paling menegangkan. kemudian diakhiri dengan penyesalan.