Membandingkan
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel dengan Hikayat
Karya sastra berupa prosa terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu prosa lama dan prosa baru. Masing – masing karya
prosa memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada kesempatan ini, anda diajak
membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra prosa baru berupa
novel dan prosa lama berupa hikayat.
1. Novel
Novel
adalah karya imajinatif yang menghasilkan sisi utuh atas problematika kehidupan
seseorang atau beberapa orang tokoh. Membaca novel adalah usaha untuk memahami
dan mengungkapkan isi karya sastra, yang berarti menunjukkan apresiadi terhadap
nilai – nilai sastra.
Sebuah novel terbangun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Sebuah novel terbangun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik.
a. Unsur Intrinsik
- Tema,
yaitu sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan yang akan disampaikan
pengarang dalam cerita.
- Alur/plot,
yaitu rangkaian peristiwa/kejadian yang saling berhubungan untuk menjalin
cerita.
- Tokoh dan Perwatakan/penokohan, yaitu penggambaran watak dan sifat – sifat tokoh
cerita.
- Latar/setting,
yaitu keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam cerpen. Latar yang baik dapat mendukung pelaksanaan tema
dan amanat.
- Sudut pandang/point of view, yaitu cara pengarang mengisahkan dirinya dalam
cerita.
- Amanat,
yaitu pesan yang disampaikan pengarang melalui karya atau ceritanya.
- Gaya bahasa/majas,
yaitu kata – kata atau ungkapan khusus yang dipakai pengarang dalam
cerita.
b. Unsur Ekstrinsik
- Biografi pengarang : Agama, pendidikan, aliran/paham, psikologi.
- Latar belakang budaya : Latar yang diperlihatkan di dalam novel.
- Latar belakang sosial : tempat di susunnya novel.
- Keadaan zaman : waktu disusunnya novel.
2. Hikayat
Hikayat merupakan karya sastra
Melayu Klasik berbentuk prosa yang berisi cerita, undang – undang, keagamaan,
sejarah, kepahlawanan, geografi maupun gabungan dari sifat – sifat tersebut.
Selain sebagai pelipur lara (hiburan), hikayat juga dapat dijadikan pembangkit
semangat juang.
Hikayat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
- Bersifat istana sentris.
- Bersifat anonim.
- Bersifat statis baik dalam bentuk maupun tema.
- Bersifat khayal/fantastis.
- Berbahasa Melayu.
- Bersifat pralogis.
- Banyak menggunakan kata – kata klise.
- Disebarkan secara lisan (dari mulut kemulut).
Hikayat dapat dipahamu isinya melalui unsur intinsik dan
ekstrinsiknya, yaitu :
a. Unsur Intrinsik
- Tema,
yaitu pokok pikiran yang menjadi dasar cerita.
- Alur/plot,
yaitu rangkaian cerita yang dijalin dengan saksama sehingga membentuk
cerita yang menarik.
- Tokoh dan Penokohan,
yaitu pelukisan watak para pelaku dalam cerita.
- Latar/setting,
yaitu tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
- Amanat,
yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.
- Sudut Pandang,
yaitu kedudukan pengarang dalam cerita.
Unsur Ekstrinsik
- Biografi pengarang : agama, paham/aliran, psikologi.
- Lingungan budaya : latar belakang budaya yang mendasari
cerita.
- Lingkungan sosial : Berkaitan dengan tempat/masyarakat
sekitar di mana cerita disusun.
- Keadaan zaman : berkaitan dengan waktu/sejarah
penyusunan cerita
Sumber: https://tsumasagarainbow.wordpress.com/2013/03/23/membandingkan-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel-dengan-hikayat/